aku bangun, dan entah mengapa aku sudah berada di lantai. aku mengambil kacamataku kemudian membangunkan Nayra yang tertidur dengan pulasnya. ia sudah bangun setelah aku bangunkan, tetapi ia malah tidur lagi:(
ya sudahlah, lantas aku beribadah sebentar lalu membangunkan Nayra kembali. lalu aku mandi dengan air panas yang dipanaskan oleh bu Sri, setelah membersihkan diri, kami sarapan dengan sayur, rasanya lezat sekali. lalu kami berangkat ke sanggar, udara masih sangat dingin, aku menggigil selama perjalanan menuju sanggar. lalu kami berkumpul dan berjalan bersama-sama menuju Candi Asu. aku sudah dengar banyak tentang Candi Asu dari kakak kelasku, ia seringkali melewati Candi Asu untuk perjalanan menuju Gunung Merbabu, ia sangat suka sekali mendaki, dan kerap ia bercerita padaku tentang pengalaman mendaki-nya.
kami melewati Jembatan Jokowi, yang memiliki nama asli Jembatan Mangunsuko. di bawah jembatan terdapat Sungai Senowo, bagus sih, cuma agak sedih saat pertama kali melihatnya, sungainya berish, hanya saja berwarna coklat.
Akhirnya kami sampai di Candi Asu, sayang sekali pagar candi tersebut masih digembok. akhirnya kami menuju Candi Pendem yang letaknya tidak jauh dari Candi Asu. Candi Pendem terletak di tengah persawahan warga, berbeda dengan Candi Asu yang terletak di pinggir jalan. kami melewati pinggir sawah dan mengenai tanaman dengan daun yang panjang (aku tidak tahu namanya T.T), tajam sekali, lenganku sempat tergores dan luka.
Kami sampai di Candi Pendem, kami mendapat tugas untuk mencari dan mencocok-an gambar relief* candi. tak hanya sekali kami mengelilingi Candi Pendem untuk mencari relief yang cocok dengan gambar yang telah diberikan oleh tim Jaladwara. bahkan Rakka dan Brian memutari candi dari atas untuk mencocok-an gambar. setelah pegal memutari Candi, kami beristirahat sebentar. kami berhasil mengumpulkan 4 gambar yang cocok dengan relief di Candi Pendem, begitupula dengan kelompok yang lain. aku dan Betanov menemukan banyak sekali batu yang berbentuk seperti congklak, hanya saja bentuk batunya balok yang tebal, tak seperti congklak pada umumnya yang berbentuk seperti pisang dan terbuat dari kayu.
setelah puas bermain di Kali Senowo, kami menuju ke Festival Lima Gunung yang terletak di Dusun Tutup Ngisor. ramai sekali, apalagi cuacanya yang sangat terik. aku, Sherel, Fefe, dan kawan yang lain jajan makanan, aku membeli eskrim, begitupula dengan Fira. tiba-tiba ada suara kerupuk yang dilahap, aku menoleh dan melihat Fira memakan cone eskrimnya saja. aku bertanya kemana perginya eskrim yang dibeli Fira, Fira menunduk, terlihat jelas eskrim strawberry Fira tergeletak meleleh di atas tanah. aku akhirnya membelikan Fira eskrim baru.
Selain kejadian Es Krim Fira, kami menonton pertunjukan Festival Lima Gunung, seru! aku dan Fira mendapatkan Album dari Kemlaka!
ya sudahlah, lantas aku beribadah sebentar lalu membangunkan Nayra kembali. lalu aku mandi dengan air panas yang dipanaskan oleh bu Sri, setelah membersihkan diri, kami sarapan dengan sayur, rasanya lezat sekali. lalu kami berangkat ke sanggar, udara masih sangat dingin, aku menggigil selama perjalanan menuju sanggar. lalu kami berkumpul dan berjalan bersama-sama menuju Candi Asu. aku sudah dengar banyak tentang Candi Asu dari kakak kelasku, ia seringkali melewati Candi Asu untuk perjalanan menuju Gunung Merbabu, ia sangat suka sekali mendaki, dan kerap ia bercerita padaku tentang pengalaman mendaki-nya.
sebelum berangkat, kami mengambil sarapan di sanggar. untuk mengurangi sampah, kami menggunakan kotak makan kami. begitu pula dengan air mineral, kami menyiapkannya agar tidak kehausan saat perjalanan.
akhirnya kami berjalan bersama-sama, kami melewati persawahan yang sangat indah. kabut masih terlihat, dan udara sejuk sekali. tidak seperti di kota, di sini kami tidak mencium bau polusi sama sekali.
kami melewati Jembatan Jokowi, yang memiliki nama asli Jembatan Mangunsuko. di bawah jembatan terdapat Sungai Senowo, bagus sih, cuma agak sedih saat pertama kali melihatnya, sungainya berish, hanya saja berwarna coklat.
Akhirnya kami sampai di Candi Asu, sayang sekali pagar candi tersebut masih digembok. akhirnya kami menuju Candi Pendem yang letaknya tidak jauh dari Candi Asu. Candi Pendem terletak di tengah persawahan warga, berbeda dengan Candi Asu yang terletak di pinggir jalan. kami melewati pinggir sawah dan mengenai tanaman dengan daun yang panjang (aku tidak tahu namanya T.T), tajam sekali, lenganku sempat tergores dan luka.
Candi Pendem!
Kami sampai di Candi Pendem, kami mendapat tugas untuk mencari dan mencocok-an gambar relief* candi. tak hanya sekali kami mengelilingi Candi Pendem untuk mencari relief yang cocok dengan gambar yang telah diberikan oleh tim Jaladwara. bahkan Rakka dan Brian memutari candi dari atas untuk mencocok-an gambar. setelah pegal memutari Candi, kami beristirahat sebentar. kami berhasil mengumpulkan 4 gambar yang cocok dengan relief di Candi Pendem, begitupula dengan kelompok yang lain. aku dan Betanov menemukan banyak sekali batu yang berbentuk seperti congklak, hanya saja bentuk batunya balok yang tebal, tak seperti congklak pada umumnya yang berbentuk seperti pisang dan terbuat dari kayu.
setelah semuanya berkumpul, kak Inu menjelaskan bagaimana candi ini dapat terpendam di bawah tanah selama ribuan tahun. candi ini dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada abad ke-9. kak Inu juga menjelaskan tentang Arca Kala, yang dalam KBBI artinya adalah Waktu. sedangkan Batara Kala adalah Dewa Penguasa Waktu dalam ajaran agama Hindu. aku sedikit kaget saat tau nama Arca yang memiliki rupa yang menyeramkan itu adalah Kala, karena 'Kala' sendiri adalah judul sajak buatanku dengan temanku yang pernah aku bacakan saat acara kelulusan kelas IX angkatan kakak kelasku.
Main Di Kali Senowo
Akhirnya kami menuju Kali Senowo, bertempat di bawah Jembatan Mangunsuko. aku, Sherel, Fefe, dan Alesha menyusun batu bersama-sama. lalu kami saling ciprat-cipratan air dan bermain bersama.
sesaat aku, Fira, dan Alesha bermain air, Brian dan Rakka merobohkan susunan batu yang kami buat, lantas aku berteriak, lalu semua orang matanya tertuju padaku.
kakiku sempat terjepit pada tumpukan batu-batu, lalu kakiku sedikit lecet, tapi rasanya seru bangeett!
Menonton FLG
setelah puas bermain di Kali Senowo, kami menuju ke Festival Lima Gunung yang terletak di Dusun Tutup Ngisor. ramai sekali, apalagi cuacanya yang sangat terik. aku, Sherel, Fefe, dan kawan yang lain jajan makanan, aku membeli eskrim, begitupula dengan Fira. tiba-tiba ada suara kerupuk yang dilahap, aku menoleh dan melihat Fira memakan cone eskrimnya saja. aku bertanya kemana perginya eskrim yang dibeli Fira, Fira menunduk, terlihat jelas eskrim strawberry Fira tergeletak meleleh di atas tanah. aku akhirnya membelikan Fira eskrim baru.
Selain kejadian Es Krim Fira, kami menonton pertunjukan Festival Lima Gunung, seru! aku dan Fira mendapatkan Album dari Kemlaka!
Kembali ke Dusun Sumber
kami akhirnya kembali ke Dusun Sumber. kami kembali ke rumah masing-masing, aku tidur sejenak karena terlalu lelah. bangun dari tidur, kepalaku pening, untuk berdiri saja sulit. lalu saat sudah mendingan, kami makan masakan bu Sri, rasanya enak. lalu kami berjalan kaki menuju sanggar, kami di bagi menjadi beberapa pasangan. pasanganku kali ini Brian, kami disuruh mencari persamaan masing-masing. setelah mencari persamaan, akhirnya kami melanjutkan tugas kami, kami mewawancarai warga setempat.
pertama kami menuju rumah Beni, kami mewawancarai bu Sumiyati, lalu kami ke rumah Lutfi untuk wawancara Bu Umi, selanjutnya ke rumahku, wawancara bu Sri. lalu kami mewawancarai Bu Hartini, dan terakhir Bu Suyami dan Bu Berti.
lalu kami pulang ke rumah masing-masing, terlalu lelah. kami semua membersihkan diri, lalu makan.
kembali ke sanggar, kami semua bermain UNO. lalu akhirnya kami berdiskusi dan refleksi bersama, hingga akhirnya kami membuat logbook.
Photos © Jaladwara Wisata Arkeologi
Komentar
Posting Komentar