aku mengawali hariku dengan terjatuh dari kasur, Nayra terllu kuat hingga menendangku jatuh ke lantai. aku membangunkan Nayra, kami berdua sarapan dan membersihkan diri. tak lupa kami beribadah sejenak. selanjutnya kami menuju sanggar, disana sudah banyak orang. lalu kami mulai berjalan menuju pasar, letaknya cukup jauh. kami melewati persawahan.
kami akhirnya sampai di Pasar Talun, kami mencari bahan bahan yang hendak kami beli. kali ini aku memasak Tumis Kangkung, tanpa bumbu penyedap pastinya. aku, Nayra, dan Syifa berkeliling pasar. aku mencari Jamur Kancing, tapi ternyata tidak ada sama sekali di pasar. di pasar, aku mendengar banyak sekali berita yang dikeluarkan dari mulut penjual dan pembeli. mereka berdiskusi tentang harga cabai yang kian meningkat, harga tanah yang angka nol-nya tidak dapat dihitung jari lagi, dan sebagainya. aku menjadi teringat dengan singel ketiga milik Hindia yang berkolaborasi dengan Matter Mos yang berjudul Jam Makan Siang. lagunya berisikan tentang obrolan warga dan mengenai masalah umum yang kerap terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.
lalu kami mewawancarai salah satu pedagang buah-buahan, dan bertanya darimana serta harga dari buah-buah yang ia jual, begitupula dengan jenis buahnya. lalu kami keluar dari pasar, kami bertemu salah satu penduduk dusun Sumber, dan mengantar kami untuk membeli bubur. ternyata buburnya habis, lalu kami makan di warung Prasmanan, kenyang sekali. aku juga membelikan anak-anak Dusun Sumber makan, rasanya lebih srek jika makan bersama-sama. sebenarnya ada yang menjual Gudeg, aku ingin mencicipinya karena sudah rindu dengan suasana Jogja.
Kembali ke Dusun Sumber
Akhirnya kami kembali ke Dusun Sumber, kami menaiki angkot bersama-sama. selama perjalanan, aku dan teman-teman bercengkrama, kak Kaysan pun juga dengan supir angkotnya. oh iya, biaya perjalanan dengan angkot Rp 4000,-
lalu kami bermain sebentar di sanggar. aku, Fira, dan Nayra menyeduh kopi pemberian kak Inu bersama-sama. lucunya, Fira memasukkan air hingga tumpah. dan aku malah membuat kopi Tubruk dengan air dingin, bunkannya air panas, wkwk.
setelah kejadian di balik dapur, kami semua berkumpul, kami melakkan refleksi dengan Kak Mely.
setelah melakukan relfeksi bersama, kami menyusun daftar pertanyaan yang akan ditanya bersama kelompok masing-masing. kami mencari pak Limpung untuk bertanya mengenai caranya ia membajak sawah, yang sekarang jarang dilakukan oleh kebanyakan petani, yaitu membajak sawah dengan Kerbau. sayangnya, pak Limpung sedang tidak di rumah. akhirnya kami kembali menuju narasumber lainnya, kami melakukan sesi tnya jawab dengan beberapa narasumber. setelah itu kamu kembali ke sanggar, mengkonfirmasi data ke Kak Inu, fasilitator kelompok Nglempong.
kami menuju kediaman Bu Marni, kami wawancara sejenak. lalu kami kembali ke rumah masing-masing untuk makan dan bercengkrama sebentar,aku dan Nayra mengobrol dengan Bu Sri dan Izzam, kami mengobrol tentang banyak hal. bu Sri sangat baik, dan ramah.
lalu kami kembali menuju sanggar. aku dan kelompokku diskusi mengenai 'Pangan' bersama kak Inu. kami akhirnya mewawancarai Bu Prihati, banyak sekali informasi yang kami dapatkan dari ibu Prihati, sampai-sampai kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam hanya untuk mewawancarai bu Prihati.
tanganku sangat pegal, kami terlalu banya mencatat materi yang kami butuhkan. karena kami memiliki data yang cukup, kami akhirnya kembali ke sanggar untuk menemui kak Inu dan mengonfirmasi data yang kami butuhkan.
Sak Masakk...
Aku dan Nayra memasak bersama di dapur. awalnya kami mengupas bawang,sedangkan aku memotong daun kangkung. dalam hal memotong, aku kalah cepat dengan Nayra, karena aku perlu memotong satu persatu kangkung tersebut, sedangkan Nayra hanya perlu mengupas bawang. awalnya kami ingin menumbuk merica, tapi untung saja aku membawa merica yang sudah bersama grindernya. jadi tak perlu repot menumbuk merica. saat aku mengupas bawang, kaget sekali saat kak Inu datang bersama Kak Kaysan, kukira ingin dipalak, haha (apasih sumpah garing)
kami akhirnya menyelesaikan masakan kami. kami mendapat nilai 8/10 dari kak Inu, Bu Sri, dan Kak Kaysan, yey!
Kembali ke sanggar
setelah masak-masak dan makan bersama keluarga asuh, kami menuju sanggar. ternyata sanggar digunakan untuk ibu-ibu pkk, jadinya kami ke Balai Desa deh...
di Balai Desa, kami bermain permainan "Munggah Midun", yang dimana jika kau kena kau harus menoleh, jika ke kanan, kau harus mengatakan "Munggah" sedangkan sebaliknya "Midun". aku kalah karena aku menahan tawa, dan membuatku tak bisa berkata apa-apa.
selanjutnya kami bermain "Jalan Stop" tidak ada yang kalah dipermainan ini, tetapi aku tertawa terbahak-bahak karena tarianku yang acakadulan.
lalu kami semua melakukan refleksi bersama dan melanjutkan tugas mindmap kami yang besoknya akan dijadikan Infografis baru.
setelah selesai semua, kami masing-masing membuat Logbook harian dan kembali ke rumah dan tidur.
Photos © Jaladwara Wisata Arkeologi
kami akhirnya sampai di Pasar Talun, kami mencari bahan bahan yang hendak kami beli. kali ini aku memasak Tumis Kangkung, tanpa bumbu penyedap pastinya. aku, Nayra, dan Syifa berkeliling pasar. aku mencari Jamur Kancing, tapi ternyata tidak ada sama sekali di pasar. di pasar, aku mendengar banyak sekali berita yang dikeluarkan dari mulut penjual dan pembeli. mereka berdiskusi tentang harga cabai yang kian meningkat, harga tanah yang angka nol-nya tidak dapat dihitung jari lagi, dan sebagainya. aku menjadi teringat dengan singel ketiga milik Hindia yang berkolaborasi dengan Matter Mos yang berjudul Jam Makan Siang. lagunya berisikan tentang obrolan warga dan mengenai masalah umum yang kerap terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.
lalu kami mewawancarai salah satu pedagang buah-buahan, dan bertanya darimana serta harga dari buah-buah yang ia jual, begitupula dengan jenis buahnya. lalu kami keluar dari pasar, kami bertemu salah satu penduduk dusun Sumber, dan mengantar kami untuk membeli bubur. ternyata buburnya habis, lalu kami makan di warung Prasmanan, kenyang sekali. aku juga membelikan anak-anak Dusun Sumber makan, rasanya lebih srek jika makan bersama-sama. sebenarnya ada yang menjual Gudeg, aku ingin mencicipinya karena sudah rindu dengan suasana Jogja.
Kembali ke Dusun Sumber
Akhirnya kami kembali ke Dusun Sumber, kami menaiki angkot bersama-sama. selama perjalanan, aku dan teman-teman bercengkrama, kak Kaysan pun juga dengan supir angkotnya. oh iya, biaya perjalanan dengan angkot Rp 4000,-
lalu kami bermain sebentar di sanggar. aku, Fira, dan Nayra menyeduh kopi pemberian kak Inu bersama-sama. lucunya, Fira memasukkan air hingga tumpah. dan aku malah membuat kopi Tubruk dengan air dingin, bunkannya air panas, wkwk.
setelah kejadian di balik dapur, kami semua berkumpul, kami melakkan refleksi dengan Kak Mely.
setelah melakukan relfeksi bersama, kami menyusun daftar pertanyaan yang akan ditanya bersama kelompok masing-masing. kami mencari pak Limpung untuk bertanya mengenai caranya ia membajak sawah, yang sekarang jarang dilakukan oleh kebanyakan petani, yaitu membajak sawah dengan Kerbau. sayangnya, pak Limpung sedang tidak di rumah. akhirnya kami kembali menuju narasumber lainnya, kami melakukan sesi tnya jawab dengan beberapa narasumber. setelah itu kamu kembali ke sanggar, mengkonfirmasi data ke Kak Inu, fasilitator kelompok Nglempong.
kami menuju kediaman Bu Marni, kami wawancara sejenak. lalu kami kembali ke rumah masing-masing untuk makan dan bercengkrama sebentar,aku dan Nayra mengobrol dengan Bu Sri dan Izzam, kami mengobrol tentang banyak hal. bu Sri sangat baik, dan ramah.
lalu kami kembali menuju sanggar. aku dan kelompokku diskusi mengenai 'Pangan' bersama kak Inu. kami akhirnya mewawancarai Bu Prihati, banyak sekali informasi yang kami dapatkan dari ibu Prihati, sampai-sampai kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam hanya untuk mewawancarai bu Prihati.
tanganku sangat pegal, kami terlalu banya mencatat materi yang kami butuhkan. karena kami memiliki data yang cukup, kami akhirnya kembali ke sanggar untuk menemui kak Inu dan mengonfirmasi data yang kami butuhkan.
Sak Masakk...
Aku dan Nayra memasak bersama di dapur. awalnya kami mengupas bawang,sedangkan aku memotong daun kangkung. dalam hal memotong, aku kalah cepat dengan Nayra, karena aku perlu memotong satu persatu kangkung tersebut, sedangkan Nayra hanya perlu mengupas bawang. awalnya kami ingin menumbuk merica, tapi untung saja aku membawa merica yang sudah bersama grindernya. jadi tak perlu repot menumbuk merica. saat aku mengupas bawang, kaget sekali saat kak Inu datang bersama Kak Kaysan, kukira ingin dipalak, haha (apasih sumpah garing)
kami akhirnya menyelesaikan masakan kami. kami mendapat nilai 8/10 dari kak Inu, Bu Sri, dan Kak Kaysan, yey!
Kembali ke sanggar
setelah masak-masak dan makan bersama keluarga asuh, kami menuju sanggar. ternyata sanggar digunakan untuk ibu-ibu pkk, jadinya kami ke Balai Desa deh...
di Balai Desa, kami bermain permainan "Munggah Midun", yang dimana jika kau kena kau harus menoleh, jika ke kanan, kau harus mengatakan "Munggah" sedangkan sebaliknya "Midun". aku kalah karena aku menahan tawa, dan membuatku tak bisa berkata apa-apa.
selanjutnya kami bermain "Jalan Stop" tidak ada yang kalah dipermainan ini, tetapi aku tertawa terbahak-bahak karena tarianku yang acakadulan.
lalu kami semua melakukan refleksi bersama dan melanjutkan tugas mindmap kami yang besoknya akan dijadikan Infografis baru.
setelah selesai semua, kami masing-masing membuat Logbook harian dan kembali ke rumah dan tidur.
Photos © Jaladwara Wisata Arkeologi
Komentar
Posting Komentar